MODIFIKASI JARUM SKEP MOTOR    

         HONDA 125 CC

 

 

Pada perkembangan teknologi sepeda motor di Indonesia khususnya di temukan bahwa perkembangannya motor standar keluaran pabrik mengarah pada tingkat efisiensi yang tinggi. Hal itu pulalah yang menyebabkan membuat pabrikan membuat setingan yang “paten” agar settingan pabrik sebisa mingkin tidak berubah terlau banyak setelah motor digunakan oleh para pemakainya.

Akan tetepi kenyataanya pemilik motor sendiri ada sebagian mereka yang merasa tidak puas dengan performa sepeda motor ala standar pabrik. Hal ini di dasari beberapa hal, salah satunya karena kebutuhan tiap manusia pada dasarnya sangat berbeda satu sama lain.

Contoh nyata salah satunya pada teknologi jarum skep pada karburator sepeda motor. Umumnya jarum skep sepeda motor tipe-tipe terdahulu dapat di setel dengan penambahan alur pada batang ulir jarum skep tersebut. Akan tetapi sangan berbeda pada sepeda motor keluaran terkini. Produsen malah memuatnya tak bisa di stel.

Mungkin bagi sebagian orang tak terlalu mempedulikan hal ini. Tapi di lain pihak, ada juga yang kurang puas dengan hal ini. Bagi yang mereka penyuka speed or performance dan punya uang lebih, akan mudah bagi mereka untuk mengganti komponen karburator dengan yang mempunyai spek kompetiosi yang tentunya harganya tak bisa dibilang murah, dan biasanya juga tak bisa instant dan tidak langsung dengan settingan standarnya.

Padahal apabila kita kreatif sedikit dan mau repot tak susah kok untuk mengakali hal ini. Khusus para pengguna generasi honda 125cc mulai kirana, karisma sampai supra x 125. bisa mengaplikasi tips ini. Jarum skep yang tidak bisa di stel bisa di modifikasi dengan mengganti satu set terdiri jarum dan pasangannya dari motor bebek honda generasi supra, grand yang masih menggunakan jarum skep tipe alur.

Part yang dibutuhkan adalah jarum skep dan pasangannya (needle jet set). Ga harus yang original dan baru, barang kw atau bekas copotan pun masih bidsa dipake ko!!.

Kebetulan kalau yang saya telah terapkan di motor saya, dengan menggunakan barang kw yang belinya satu set dengan repair karburator motor grand atau supra 110. Saya belinya murah ko, hanya sekitar 15 rb.

Oke apabila sudah ada partnya lanjutkan dengn melepaskan karburator dari dudukannya. Setelah lepas, lepaskan juga skep dari pengaitnya. Kemudia lepas pengunci jarum skepnya dengan menggunakan obeng plis kecil. Tekan kemudian putar. Setelah di buka copot jarum skep lama gantikan dengan part pengganati. Jangan lupa klip penguncinya di pasang. Untuk posisi klip pengunci bisa di pasang di tengah dulu, kemudian pasang pengunci jarum skep yang ada di repair karburator yang di beli tadi. Perlu di ketahui posisi klip tergantung dari settingan nantinya dan posisi yang disarankan bisa berbeda tergantung dengan kebutuhan mesin.

Kemudian rakit kembali skep kebalikan seperti saat membongkarnhya.

Sampai disini selesai?? Oh belum.. kan pasangannya belum di pasang. Kalo ga di pasang ntar lubangnya terlau kegedean.

Bongkar mangkuk karburator untuk memasang pasangan jarum skep. Buka kedua baut pengikat mangkuk dengan obeng plus. Setelah itu akan kelihatan dudukan mainjet. Buka dudukan main jet dengan tang jepit biar simple. Kemudian dorong dari arah skep untuk mengeluarkan pasangan jarum skep lama. Gunakan pensil atau batang yang terbuat bukan dari metal biar tidak tergores. Kemudian pasang pasangan jarum skep yang baru awas janga terbalkik, yang lubang stepnya mengarah ke jarum skep bukan ke arah main-jet. Simpan part tersebut dengan jarum skep asli biar ga hilang bila sewaktu2 di perlukan ga hilang.
Kemudian pasang kembali dudukan mainjet dan pasang mangkuk karburator kebalikan dari proses bongkarnya.

Kemudian pasang skep karbu. Dan pasang kembali karbu ke dudukannnya. Rangkai kembali slang bensin.
Selesai, kemudian hidupkan mesin. Bawa jalan dulu motor, kemudian buka busi, bila putuh berarti skep terlalu atas=irit. Atau sebaliknya. Sesuaikan dengan settingan motor anda. Dan bila telah didapat settingan yang pas, busi harus berwarna kecoklatan.
Perbedaan karakteristik yang telah saya rasakan, terutama pada putaran menengah atas. Kalau pake yang ori, tengahnya tuh seperti kosong kemudian atas baru ada lagi. Tapi pake tips ini tengah sampai atasnya cepet banget naiknya. Adapun perubah ini tak menjadikan motor anda jadi boros2 amat ko. Semuanya balik lagi ke settingan. Daripada pake yang ori dipake gebernya kurang enak.

Distributor berbagai merk OLI motor termurah






Daftar Harga Call Me ------>>> Harga bisa berubah - ubah.

ART = 085733070066/0321873525

Rabu, 09 Februari 2011

Durasi Knalpot 2tak


RUMUS DURASI EXHAUS

T² + R² - L².
2 X R X T
PANJANG STANG PISTON
DURASI EXHAUS = ( 180° – CO) X 2
T = R + L – E
R = STROKE DIBAGI 2
L = PANJANG STANG PISTON
E = TINGGI LOBANG EXHAUS DARI T.M.A

EXE : 1 YAMAHA F.1.ZR
STROKE : 52mm
TINGGI EXHAUS : 26mm
PANJANG CONROD : 96mm
R = 52 : 2 = 26mm E = 26mm L = 96mm T = 26 + 96 – 26 = 96mm
6² + 26² - 96².
2 X 26 X 96
D = ( 180° – COS ) X 2
D = ( 180° – COS O,135416666 ) X 2
D = ( 180° – 82,217 ) X 2
D = 97,782 X 2 = 195,565 → DURASI EXHAUS = 196° → 11.000 RPM

EXE : 2
STROKE : 52mm
TINGGI EXHAUS : 25mm
PANJANG CONROD : 96mm
R = 52 :2 = 26mm E = 25mm L = 96mm T = 26 + 96 – 25 = 97mm
97² + 26² - 96².
2 X 26 X 97
D = ( 180° – COS ) X 2
D = ( 180° – COS O,172283901 ) X 2
D = ( 180° – 80,079 ) X 2
D = 99,921 X 2 = 199,842 → DURASI EXHAUS = 200° → 13.000 RPM
* EXHAUST PIPE *
L = ED X42545
RPM
L = PANJANG IDEAL KNALPOT . ( dari PISTON sampai pertengahan CONE BAFLE ).
ED = Exhaust Durasi
RPM = Putaran mesin pada Exhaust Durasi

EXE : 1
EXHAUST : 26mm
DURASI : 196°
RPM : 11.000
L = 196 X 42545 = 758mm
11.000

EXE : 2
EXHAUST : 25 mm
DURASI : 200°
RPM : 13000
L= 200 X 42545 = 654.5 mm
13.000

* HEADER
Ø Port dalam exhaust : 100cc → 140cc 34mm → 40mm
140cc → 175cc 40mm → 46mm
Panjang haeder : 7.8 → 8.8 x Ø Port exhaust
Sudut header : 1° → 2° max ( road race ) . 2° → 3° max ( motocross )
* FLANK . Jarak antara piston dan header : 60mm – 80mm
* DIFFUSER Sudut Diffuser : Stage 1 = 6.5 ° → 7.5 °
Stage 2 = 4.5 ° ; 7.5 °
Stage 3 = 4.5° ; 7.5° ; 9° → 10°
*BELLY
Ø Belly 2 → 3 X Ø Port exhaust Panjang belly = L – ( Header + Diffuser + ½ Bafle )
*BAFLE <>
*STINGER PANJANG PIPA Ø DALAM PIPA
125cc – 145cc ------ 150mm – 265mm 19mm – 23mm
145cc – 175cc ------ 150mm – 320mm 22mm – 27mm

Korek Motor Harian Buat Pemula

Tiga Jurus Buat Motor Kencang

korek mesin motor ,Ada tiga jurus bikin motor jadi kencang,salah satunya lo bisa liat besutan pabrikan garputala jupiterZ tahun 2006.
besutan jupiter semuanya masih bawaan pabrik tidak ada yang gw ganti.
sebelum dijelasin tiga jurus bikin motor jadi kencang,pertama-tama kita harus tau mau di bawa kemana arah spek balapnya.
lo mau bikin standar tapi kencang yang biasa kita sebut kohar (korekan harian) apa lo mau yang lebih dari itu,semua itu ada jawabannya tergantung kalian dan modal kalian.

JURUS PERTAMA (CARBURATOR )

Kita bermain simpel,artinya kita usahakan bermain yang tidak mengeluarkan biaya banyak contohnya kita bermain di CARBURATOR.
biasanya motor bawaan pabrik respon awal sangat galak tapi untuk melaju kencang sangat sulit,itu dikarnakan sepuyer yang dipakai berukuran kecil sehingga pasokan bensin kurus(kurang) motor jadi gesit di putaran bawah tapi top speednya loyo.
semua itu bisa diatasi dengan mengganti sepuyer pada karburator dengan ukuran yang lebih besar dari standarnya,tapi jangan asal ganti,karna dapat mengakibatkan motor jadi berebet.

JURUS KEDUA (PENGAPIAN )

Di dalam motor standar,pengapian sudah di tentukan atau sudah di batasi dari pabrik atau sering kita sebut pengapian LIMITER.
Dan itu bisa diatsi dengan mengganti CDI standar dengan CDI racing,bagi yang tidak mau mengganti CDI bisa di akali dengan menggeser pengapian.
Cara menggeser pengapian itu juga sangat mudah,kita tinggal melepas bagian magnet dan menggeser pulser dengan cara mencoak lubang kedudukan pulser,tapi jangan sembarangan menggeser karna dapat berakibat motor susah hidup.

JURUS KE TIGA (CAMSAFT )

Camsaft atau sering kita sebut NOKEN AS sangat berperan penting dalam mesin berbasis 4TAK sedangkan untuk mesin berbasis 2TAK di tentukan oleh porting,untuk yang satu ini saya tidak bisa mengulas lebih dalam dikarnakan saya takut kalian belum mengerti derajat untuk merubah camsaft untuk mesin 4TAK dan juga berapa milimeter untuk mengangkat porting untuk mesin 2TAK semua itu harus dengan pembelajaran yang serius dan sungguh-sungguh.
JURUS PERTAMA :
Gambar diatas saya beri nomor urut 1 sampai 3 sebenarnya pada gambar 1sampai 3 semua itu gambar karburator bukan ukuran standar bawaan motor, yang bikin motor kita jadi kenceng bisa maenin karburator aja dengan cara mengganti sepuyernya dengan ukuran yang lebih besar ,tapi ku saranin buat motor yang benar-benar standar kita naikin spuyer jangan terlalu besar minimal kita naikin 5 sampai maksimal 10,tapi kalo kita mau rombak yang agak ekstrim lo bisa lemer karbu,biasanya ada batasan buat ngelemer karbu kita,ku saranin remer 1,5 sampai 2mm,itu juga ga bisa kita kerjain sendiri kita musti singgah ke tukang bubut.
Jadi gak bisa sembarangan and kita anggap enteng karna kalo lemer karbu resikonya sangat besar,karbu kita gak bisa di balikin jadi standar lagi dan kalo salah sedikit aja pada lemeran kita itu berakibat motor kita susah di seting dalam arti kata jadi ngawur tu setingan,jadi gw saranin buat pemula kita cukup main sepuyer aja karna gak beresiko tinggi dan bisa di balikin jadi standar lagi.palagi buat harian,,,ya gak?????
JURUS KEDUA :
Di atas lo bisa liat, itu yang di namain CDI atau banyak orang awam bilang perangkat pengapian tapi sekali lagi gw minta maaf sama kalian karena semua contoh gambar tersebut ku ambil dari INTERNET semua,karna gw gak punya kamera digital maklum orang susah.
Buat yang satu ini ku gak bisa ngasih penjelasan yang kongkrit karna dalam pembelajaran ku CDI atau perangkat pengapian ini sudah di buat permanen,kita semua gak bisa ngerubah apa lagi kutak kutik tu CDI bisa gak idup motor kita alias MAMPUS,tapi semua itu ada jalan keluarnya ,kita liatkan gambar diatas ada 2 CDI,yang gak ada logonya itu CDI standar pabrik and yang satunya CDI racing,setiap motor standar biasanya perangkat CDInya menggunakan CDI yang LIMITER sehingga kita tidak bisa geber motor hingga maksimal karna sudah dipatok hanya bisa digeber misalkan Cuma 10000rpm gak bisa lebih ,sedangkan CDI racing pada gambar yang ada disamping gambar CDI standar tersebut menganut sistim CDI unlimiter artinya rpm yang di hasilkan gak dipatok bahkan bisa melampaui rpm standarnya.
Oleh karna itu ku saranin ma kalian jangan main-main sama perangkat yang satu ini,mending langsung lo ganti aja CDI yang standar ama yang RACING kalo kalian mau ngedapetin rpm yang maksimal,kan udah banyak perangkat CDI yang di jual di TOKO AKSESORIES,
Yang ketiga ini adalah NOKEN AS atau bahasa mekaniknya CAMPSAFT ,NOKEN AS ini berfungsi untuk mengatur keluar masuknya pasokan bahan bakar yang akan diproses sampai menghasilkan tenaga pada mesin motor kalian,dalam dunia balap motor ini adalah perangkat sakti buat para tuning mesin ,karna perangkat ini sangat-sangat sensitive jika salah korek sedikit aja motor langsung ogah lari alias lemot,para mekanik punya jurus masing-masing dalam memodifikasi NOKEN AS.
Tapi ku punya bocoran sedikit buat kalian bro yang suka bikin kencang motor apalagi bagi para jago balap liar,moga-moga bocoran ku ini bisa lo terapin ama tunggangan kalian,sebelum kalian korek NOKEN AS,kalian harus paham dulu apa aja yang harus kalian perhatiin.
Pertama –tama kalian ukur camp standarnya baik yang IN maupun yang EX dengan alat ukur yang namanya SIKMAT,trus kalian catat LIFT nya berapa trus LSA nya juga,kalau untuk motor standar korek kita tidak perlu EXTRIM untuk memangkas campnya,cukup mengambil 0,5mm dari ukuran standar motor udah sangar,tapi dalam hal ini kalain bro jangan salah tanggap jangan kalian pikir kalo kalian udah pangkas CAMP nya motor lo langsung ngacir,kalian harus (KUDU)ngukur KOMPRESI motor kalian karna CAMP yang dah kalian ubah tadi membutuhkan pasokan bahan bakar yang gak sedikit lagi,jadi OTOMATIS KOMPRESI MOTOR harus diukur ulang untuk mendapatkan POWER yang MAKSIMAL.
Setelah diubah ukur KOMPRESI menggunakan Alat ukur KOMPRESI yang dinamakan (BURED ),karna dengan mengukur KOMPRESI ulang kita dapat mengetahui perbandingan KOMPRESI standar dengan setelah kita rubah,karna kelebihan KOMPRESI juga gak bagus,mengakibatkan motor galak di bawah atasnya mandek juga bisa mengakibatkan kemacetan pada SEHER (PISTON ),sebelum mencoba trik di atas alangkah baiknya kalian mempelajari dahulu cara-cara tuning CAMP agar tidak menjadi penyesalan dikemudian hari,semoga tips yang singkat dari saya ini bermanfaat.semua cara seting noken as(camshaft) sudah ada di korekmesin.com di halaman lain,kalian buka2 lagi aja caranya.

Perhitungan gigi rasio 4 Tak

para korek mesin motor berikut adalah perhitungan gigi rasio balap:

YUPITER 11O STD CLOSE RATIO
1 2 – 38 = 3.166 1. 13 – 36 = 2.769 1. 13 – 36 =
-------33.8 % ------ 33.8 % --- 1.224 = 38.6 %
2. 17 – 33 = 1.942 2. 18 – 33 = 1.833 2. 18 – 33 =
--------24.7 % ------ 24.7 % ---0.562 = 28.9 %
3. 21 – 29 = 1.380 3. 21 – 29 = 1.380 3. 21 – 29 =
--------18.1 % --------17.2 % ----0.285 = 20.6 %
4. 21 – 23 = 1.095 4. 21 – 24 = 1.142 4. 23 – 26 =


YUPITER MX 135
1 2 – 34 = 2.833 1. 12 – 32 = 2.666
------32.0 % -------0.958 = 33.8 %
2. 16 – 30 = 1.875 2. 16 – 29 = 1.812
, -------22.1 % ------0.523 = 27.8 %
3. 17 – 23 = 1.352 3. 17 – 24 = 1.411
--------18.4 % --------0.307 = 22.7 %
4. 22 – 23 = 1.045 4. 20 – 23 = 1.150


SHOGUN 125 STD

1 1 – 33 = 3.000 1. 13 – 30 = 2.307 1. 13 – 31 =
------1,215 = 40.0 5 -------27.7 %
2. 14 – 25 = 1.785 2. 15 – 25 = 1.666 2. 15 – 25 =
---0.491 = 27.5 % ----------- 22.3 %
3. 17 – 22 = 1.294 3. 17 – 22 = 1.294 3. 17 – 22 =
-- -----0.242 = 18.0 % ------------14.6 %
4. 19 – 20 = 1.052 4. 19 – 21 = 1.105 4. 19 – 21 =


NEW SMASH

1 1 – 33 = 3.000 1. 13 – 33 = 1. 13 – 30 = 1. 13 – 30 =
-----31,1 % ---1.125 = 37.5 %
2. 16 – 30 = 1.875 2. 16 – 28 = 2. 15 – 25 = 2. 16 – 28 =
------21.8 % ------ 0.507 = 27.0 %
3. 19 – 26 = 1.368 3. 19 – 26 = 3. 17 – 23 = 3. 17 – 23 =
-----15.4 % -----0.316 = 23.1 %
4. 19 – 20 = 1.052 4. 19 – 22 = 4. 19 – 20 = 4. 19 – 21 =

HONDA SUPRA

1. 12 – 34 = 2.833 1. 12 – 31 = 2.583 1. 13 – 31 = 2.384
-------- 1.128 = 39.8 % ---------33.9 % ----32.4 %
2. 17 – 29 = 1.705 2. 17 – 29 = 1.705 2. 18 – 29 = 1.611
----0.467 = 27.3 % ----- 23.7 % ------23.1 %
3. 21 – 26 = 1.238 3. 20 – 26 = 1.300 3. 21 – 26 = 1.238
----0.285 = 23.0 % ------19.6 % ------- 15.5 %
4. 24 – 23 = 0.958 4. 22 – 23 = 1.045 4. 22 – 23 = 1.045




1 2 – 31 = 2.583 1. 12 – 32 = 2.667
----------33.9 % ----------------36.0 %
2. 17 – 29 = 1.705 2. 17 – 29 = 1.705
-----------24.6 % ---------------24.6 %
3. 21 – 27 = 1.285 3. 21 – 27 = 1.285
-----------18.6 % ---------------18.8 %
4. 22 – 23 = 1.045 4. 22 – 24 = 1.043


KARISMA / SUPRA X
1 4 – 35 = 2.500 1. 14 – 34 = 2.428
----------0.950 = 38.0 5 -----------30.6 %
2. 20 – 31 = 1.550 2. 19 – 32 = 1.684
----------0.400 = 25.8 % ----------- 21.9 %
3. 20 – 23 = 1.150 3. 19 – 25 = 1.315
----------0.227 = 19.7 % ------------16.3 %
4. 26 – 24 = 0.923 4. 20 – 22 = 1.100


KAZE / BLITZ

1 2 – 36 = 3.000 1. 13 – 36 = 2.769
-----1.063 = 35.4 % ----------34.1 %
2. 16 – 31 = 1.937 2. 17 – 31 = 1.823
-----0.587 = 30.3 % ----------25.9 %
3. 20 – 27 = 1.350 3. 20 – 27 = 1.350
---------0.264 =19.5 % ----------19.5 %
4. 23 – 25 = 1.086 4. 23 – 25 = 1.086


YAMAHA F 1 ZR


1 2 – 39 = 3.250 1. 14 – 30 = 2.142 1. 14 – 31 =
-----1.438 = 44 % ------32.5 %
2. 16 – 29 = 1.812 2. 18 – 26 = 1.444 2. 18 – 27 =
-------0.612 = 33.7 % ---16.8 %
3. 20 – 24 = 1.200 3. 20 – 24 = 1.200
------ 0.155 = 12.9 % ------ 12.9 %
4. 22 – 23 = 1.045 4. 22 – 23 = 1.045

PERHITUNGAN Gigi rasio RX KING dan NINJA

RX – KING (5 PERCEPATAN)
1 2 – 34 = 1. 13 – 32 =
------- 36 % ---------- 30.7%
2. 16 – 30 = 2. 17 – 29 =
----- 24.5% ---------- 22.9 %
3. 19 – 26 = 3. 19 – 25 =
------ 20.3 % ---------17.1 %
4. 22 – 24 = 4. 22 – 24 =
--------16.0 % --------12.3 %
5. 24 – 22 = 5. 23 – 22 =




KAWASAKI NINJA (6 PERCEPATAN)

1 0 – 27 = 1. 10 – 24 =
--------- 36.8 %
2. 17 – 29 = 2. 18 – 29 =
-------- 23.8 %
3. 20 – 26 = 3. 20 – 25 =
-------- 16.1 %
4. 22 – 24 = 4. 22 – 23 =
-------- 12.7 %
5. 21 – 20 = 5. 21 – 20 =
--------- 9.3 %
6. 22 – 19 = 6. 21 – 19 =
YAMAHA RX – Z
1 2 – 34 = 1. 15 – 31 = 1. 15 – 32 = 1. 14 – 32 =
-----24.6 % ------ 36.0 % ------- 26.2 % -------24.7 %
2. 16 – 29 = 2. 18 – 28 = 2. 18 – 28 = 2. 17 – 27 =
----19.2 % ------ 24.5 % ------- 17.5 % ----- 18.8 %
3. 19 – 26 = 3. 19 – 24 = 3. 19 – 24 = 3. 19 – 24 =
------ 16.7 % ------ 16.5 % ---------- 11.3 % ----- 12.9 %
4. 21 – 24 = 4. 20 – 22 = 4. 20 – 22 = 4. 20 – 22 =
------- 11.6 5 --------- 12.5 % --------- 7.4 % ----- 9.1 %
5. 23 – 23 = 5. 23 – 23 = 5. 23 – 23 = 5. 23 – 23 =
---- 9.5 % ----------8.3 % --------- 7.4 % ------7.7 %
6. 24 – 22 = 6. 26 – 24 = 6. 27 – 25 = 6. 26 – 24 =
YAMAHA TZ – 125 R YAMAHA YZ – 125
1. 15 – 30 = 1. 13 – 32 =
------ 30.5 % ----- 27. %
2. 21 – 31 = 2. 14 – 26 =
----------- 20.5 % ---------- 18.8 %
3. 23 – 28 = 3. 16 – 24 =
-------- 12.9% -------12.9 %
4. 27 – 27 = 4. 20 – 25 =
-------- 9.1 % -------- 9.1 %
5. 23 – 23 = 5. 19 – 21 =
-------- 7.7 % ---------- 7.4 %
6. 27 – 25 = 6. 20 – 20 =

Selasa, 08 Februari 2011

Cara Bikin Mx Kamu Kenceng

Untuk modif harian, anda bisa melakukan modif di sektor pengapian (IGNITION), dengan mengganti coil standard dan CDI adjustable atau programmable.

Untuk coil, anda bisa menggunakan produk / merek Coil XP Andrion Series CMC 2 A High Performance, atau coil protec yang semburan apinya setara dengan coil YZ 125. Untuk ganti coil dana yang anda keluarkan tidak lebih dari Rp 200.000. Selain coil, busi juga perlu diganti dengan tipe Platinum atau sekalian pakai tipe Iridium yang memiliki ujung elektroda runcing berbahan platinum atau iridium.

Selain itu, CDI juga perlu diganti. Anda bisa mengganti dengan CDI adjustable produk CDI XP 301 MC Stage 2 Andrion Series Limited Edition (LE) 4 power, yang menghasilkan output DC stabil di 350 volt. Dengan CDI XP 301 MC ini bisa anda tentukan pada RPM berapa advancer akan bekerja. Atau bisa juga menggunakan CDI Chetaah Power (CP) yang bisa diprogram, tersedia output pilihan 380 volt, 425 volt, 500 volt, 700 volt. Dana yang dibutuhkan antara 500 ribu hingga 1,5 juta.


Dengan penggantian coil dan CDI racing, tidak membuat bensin MX menjadi boros, malah keuntungannya adalah bensin lebih irit dan tarikan (akselerasi) jauh lebih cepat dari MX standard.

Penggantian knalpot bebas hambatan juga dapat mendongkrak tenaga MX. Untuk jelasnya silakan click link di bawah ini.

Cara-cara modif ignition (pengapian) di atas tidak sampai mengubah karakter MESIN MX. Sebab modif mesin membutuhkan lebih banyak ketelatenan dan lebih banyak dana yang harus dikeluarkan, misalnya upgrade MX menjadi 150 cc dengan menggunakan blok mesin V-ixion
(mengganti Piston,Ring piston,Silinder blok diasil,gasket silinder head),
menggunakan camshaft (noken as) durasi tinggi,
menggunakan karburator ukuran 28 termasuk penyesuaian dengan pilot jet dan main jet,
mengganti dengan saringan udara racing,
porting polish,
menaikkan kompresi dsb.

MX memiliki rasio kompresi tinggi, yaitu 1:10,9 maka gunakan bahan bakar octane 95 seperti Pertamax Plus. Menggunakan bensin premiun memang bisa jalan, tapi anda akan merasakan tarikan MX bakalan loyo dalam akselerasi dan kalaupun anda maksa karena budget terbatas, anda bisa menggunakan bensin premium + octane booster seperti misalnya Griffon Crazy Octane, MyGreen Oil (MGO).

Saya sudah mencoba kedua produk tersebut dan hasilnya memang membuat tarikan MX ringan seperti menggunakan Pertamax Plus. Namun cara ini tidak disarankan untuk jangka waktu yang panjang.

materi referensi:

http://otomotifnet.com/otoweb/index.php?templet=otonews/Content/0/0/1/7/1771

Jumat, 01 Oktober 2010

- Apa benar piston jenong Menambah Kompresi?

Selama ini saya percaya bahwa piston jenong akan menambah kompresi, karena volume ruang bakar bakal mengecil.
Tapi setelah berdiskusi dengan bro Patra, saya lupa, bahwa perbandingan volume akan tetap.

CR = Volume di TMB / Volume di TMA


CR = Compression Ratio.


nah,.. bisa di tebak kan, kalau piston jenong memperkecil volume di TMA, tapi juga memperkecil volume di TMB. Perbandingan tetap.

Seperti saat Toger memakai piston megapro.




Bahkan pada rumus turunannya jg akan terjadi hal yang sama.


Studi kasus tiger *pendekatan* kayak gini

b = cylinder bore (diameter) 6.35 cm
s = piston stroke length 6.22 cm

D = Displacement 196 cc

PV = Piston Volume 0 cc (Flat Top Piston)
DC = Deck Clearance Volume 0.30370394 cc (Luas Alas * Tinggi) (=(3.14*(6.35/2)^2)*0.01)
G = Gasket Volume 0.15185197 cc
CC = Combustion Chamber Volume 24 cc
CR =(D + PV + DC + G + CC) / (PV + DC + G + CC)
CR = (196+0+0.30370394+0.15185197+24) / (0+0.30370394+0.15185197+24)
CR = Compression Ratio 9.01453873

jenong atau tidak jenong dari diatas masuk ke PV, perbandingan tetap sama.

Jadi ternyata kompresi saat pakai piston megy tetap 9:1 ???
Tapi kok belum sreg ya saya, apa ada pendapat lain?

- APA ITU RASIO KOMPRESI?

Para engineer atau tuner kerap memfokus diri dalam tuning mesin 4 tak menuju langsung pada cylinder head. Salah satunya adalah, ruang bakar, atau bahasa jawanya combustion chamber
So… apa kaitan ruang bakar dengan tenaga? Oh pasti ada… besaran ruang bakar ini nantinya akan sangat menentukan dalam tugas menampung emulsi udara-bahan bakar yang sudah dihisap oleh piston kemudian dipadatkan di kubah ini sebelum akhirnya diledakkan busi.
pernah dengar orang berkomentar tenaga mesinnya semakin padat…? Yup, bisa jadi karena memang combustion chamber dapat dimanfaatkan dengan optimal. Kubah ruang bakar tentu memiliki volume sendiri, sedangkan kapasitas mesin merupakan volume pembanding. Seberapa banyak volume kapasitas mesin mampu dipadatkan di ruang bakar hingga seper-sekian bagian inilah yang disebut rasio kompresi.
Contoh sebuah mesin bebek dengan kapasitas mesin 100 cc, sedangkan volume ruang bakar adalah 10 cc dimasukkan dalam rumusan rasio kompresi adalah
(Kapasitas mesin / Volume ruang bakar ) + 1
= (100 / 10 ) + 1
= 10 + 1
= 11 : 1
Yahhh itu mah rumus sederhana aja, kalo mau rumus ribet coba cari di wikipedia, kompresi rasio dihitung pake rumus…
, dimana
b = diameter piston
s = panjang stroke
Vc = volume ruang bakar + volume paking cylinder head.
Ini adalah rumusan minimum, kalau mau lebih detail sebenarnya volume pembanding tidak hanya ruang bakar, melainkan juga : Cylinder Head Combustion Chamber, Tebal Gasket, Deck Clearance, Ring Kompresi terhadap Piston, Dan Dome Piston. Huahahahaha… Ini nih kepusingan berawal
Mau dihitung satu-satu? Capee… deh, coba bayangin kita pakai piston Izumi high dome dengan coakan klep dalem, hitung berapa volume jenong pistonnya…? Mending ngisep rokok sambil ngopi daripada botak mikir itu hehehehe…

Teknik menghitung seperti wikipedia yang ribetz ni ga selamanya efektif, bagaimana jika piston memiliki permukaan highdome, ada yang bisa menghitung volumenya, yah… walaupun bisa tapi kok ya menyusahkan diri sendiri seandainya piston seperti foto dibawah ini

Lebih baik ketika blok dan cylinder head terpasang, posisikan piston pada TMA, lepas lubang busi kemudian suntikkan cairan untuk mengukur volume ruang bakar. Inilah rumus ruang bakar riil dibandingkan yang harus mengukur dan menghitung satu per satu.
Cara menghitung volume kapasitas mesin
Volume Mesin = ( Phi * Bore * Bore * Stroke ) / 4,000
keterangan :
- Phi adalah konstanta bernilai 3.1416
- Bore adalah diameter lebar piston dalam satuan milimeter
- Stroke adalah langkah piston bergerak dari TMA ke TMB dalam satuan milimeter
- Volume mesin akan diperoleh dalam satuan centimeter cubic alias CC
Contoh, sebuah mesin dengan diameter piston 53.5mm, serta panjang langkah piston 54mm, akan memiliki Volume Silinder sebesar 121.4 CC
Nah setelah kapasitas mesin didapat, baru ukur volume kubah ruang bakar, finally diukur deh rasio kompresinya.

Mendapatkan Rasio Kompresi tinggi
Meningkatkan kompresi adalah sebuah cara paling efektif dan mudah untuk meningkatkan keluaran tenaga pada mesin naturally aspirated (non-Turbo). Namun, kita tentu saja tidak bisa langsung meningkatkan kompresi tanpa memikirkan batasan bahwa semakin tinggi nilai kompresi maka bahan bakar yang dibutuhkan mesin juga harus beroktan tinggi.
Jika anda bisa memperoleh racing fuel, maka mainkan rasio kompresi hingga diatas 15 : 1, bahkan kamu bisa pakai rasio lebih tinggi jika memakai alcohol, ingat Drag NHRA yang mobil dragnya mirip formula, tuh semua pada pemabok heheheh.. kan mimik alkohol. Kumat ngelantur…
Papas noken as, timing dan durasi, airflow, volumetric efisiensi, aliran di porting, dan banyak kombinasi dari berbagai faktor berpengaruh besar terhadap kompresi dan sang maut yang mengancam nyawa mesin – DETONASI -
Detonasi
Dapat dipahami sebuah kondisi yang menyebabkan bahan bakar meledak – bukan terbakar dengan cepat – Parah! Biasa terjadi pada mesin dengan beban tinggi dan kecepatan tinggi, kerusakan detonasi bisa mengalahkan bearing-bearing seperti di kruk as yang jika sudah tidak balance bisa-bisa melintir tuh kruk as.
Kecepatan bahan bakar normal berada pada 23 – 56 meter tiap second. Semakin tinggi nilai oktan, semakin lambat kecepatan rambatnya. Sebuah percikan busi membutuhkan waktu 0.003 detik untuk melakukan sebuah pembakaran sempurna, jadi bisa menghitung kan berapa RPM batasan mesin.

Kamis, 30 September 2010

Atur Katup Dan Setting Klep


Sebagai pembuat klep racing TK yang banyak beredar di pasaran, Suwarno Harjo Setio punya rasa tanggung-jawab. Memberi panduan bagi pengguna klep racing supaya didapat hasil yang maksimal. Terutama mengatur ulang bibir payung klep dan sitting klep.

Mengatur bibir payung klep dan sitting klep tidak hanya terjadinya keklopan antara katup dengan dudukan. “Tapi bisa memaksimalkan aliran atau flow gas bakar.


Klep isap terlebih dulu. Mulai bicara dari klep dulu ya. Perhatikan bagian A yang disebut margin klep. Tebal permukaan ini 1 s/d 1,5 mm.


Katanya, di klep isap standar jarang menjumpai ukuran setebal ini. Bahkan oleh mekanik biasanya bagian ini dibikin tipis. Bahkan ada yang berani dibikin tirus dan disebut klep jingkrak. “Dimaksudkan lebih ringan. Namun berisiko cepat rusak lantaran nggak kuat menahan impact beradu dengan sitting klep.



Selanjutnya masih di payung klep terdapat bagian ‘B’ atau seat. Bagian ini membentuk sudut 45 derajat dan bersentuhan dengan sitting klep. Ketebalan bagian ini rentangnya 1,9 sampai 2,28 mm.

Masih di payung klep bisa dilihat bagian ‘C’ back cut yang membentuk sudut 30 derajat. “Bagian ini ketebalannya bebas saja. Tergantung dari radius pertemuan antara batang dan payung klep.



SITTING KLEP 5 TINGKAT

Pada dudukan klep atau sitting klep permukaan dalam harus dibikin sudut. Biasa disebut valve seat angle. Ini tergantung mekanik yang menentukan. Mau berapa tingkatan sudut. bisa 5 tingkatan sudut.

Dari gambar, bisa dilihat ada bagian yang diberi nama radius bukan sudut. Katanya bagian ini memang memberi efek radius. “Berdasarkan feeling, besarnya radius 3 mm sampai 4 mm.

Selanjutnya bagian 1 yang membentuk sudut 30 derajat dan biasa sisebut top cut atau sudut pelepasan pertama. Tebal bagian ini pada sitting klep yaitu 1 mm.


Kemudian ada bagian yang namanya seat. Membentuk sudut 45 derajat dan ketika klep menutup akan nempel dengan sudut 45 derajat di bibir payung klep. Ketebalan bagian ini pada sitting klep 1,2 sampai 1,5 mm. “Namun prakteknya oleh mekanik dibikin hanya 0,5 mm. Dimaksudkan supaya lebih ringan bergesekan".

Ada juga lagian bagian sitting klep yang membentuk sudut 60 derajat. Disebut undercut approx. Bagian ini akan bertemu dengan sudut 30 derajat di payung klep. Akan tercipta suatu velocity. Atau kecepatan tiba-tiba bila klep membuka. Bagian ini bisa diset 2,5 mm.

Ada dua lagi bagian sitting klep. Yaitu yang membentuk sudut 80 dan 90 derajat. Bagian ini memanfaatkan sisa dari ketebalan dudukan klep. Supaya lebih tebal dan tidak pecah.

Terakhir, ada bagian yang namanya venturi. Ini bagian dalam dari daimeter klep. Besarnya 0,85 sampai 0,90 dari diameter payung klep. Jika klep 31 mm maka 0,0 x 31 = 27,9 mm.



Tingkatan CDI

Banyak yang masih bingung soal CDI. Semua produsen mengecap CDI buatannya paling bagus. Dari yang dilabeli standar Jepang, no limiter sampai racing. Apa sih bedanya? Untuk apa sih peruntukannya? Supaya tidak bingung mari tanyakan kepada pembuatnya.

UNLIMITER

CDI yang terus terang dan terang terus mengecap dirinya unlimiter yaitu Varro. CDI keluaran Junior Motor Sport ini bentuk dan ukurannya juga mirip standar. “Hanya terdapat tulisan Varro,
Tomas terus terang, CDI buatannya bukan racing. “Hanya limiter yang dibuang. Grafik atau kurva pengapian masih sama dengan standar,” jelas Tomas lebih rinci. Katanya dengan unlimiter ini putaran mesin tidak dibatasi.
Maksud Tomas sih dengan putaran yang setinggi-tingginya itu mampu memberikan nafas panjang pada mesin. Sehingga bisa berteriak merdeka! Iya bebas lepas tanpa halangan yang menahan.

Dengan putaran yang tidak dibatasi tenaga mesin akan meningkat. “Kan untuk mendapatkan tenaga mesin yang besar kudu didukung putaran tinggi pula,” urai Tomas sambil membeberkan rumus hubungan power mesin dan gasingan.


Makanya CDI Varro unlimiter ini lebih cocok untuk motor harian yang mau bertenaga lebih. Meski masih menggunakan knalpot dan spuyer standar tidak jadi masalah. Cocok dengan aturan sekarang yang melarang knalpot berisik.


Jadi, CDI unlimiter Varro di atas CDI standar namun banderolnya bisa ditekan. Seharga CDI standar after market namun dapat fasilitas lebih. Nah, pertanyaan teknis soal CDI unlimiter ini silakan kontak ART di (0321) 873525


CDI RACING

Sebagai pemegang merek yang banyak terjual di pasaran, pihak CDI BRT bisa ditanya soal CDI racing. “CDI racing tidak hanya unlimiter, kurva pengapian lebih advanced. Bahkan bisa diprogram,” jelas Tomy Huang, bos BRT yang baru saja merampungkan CDI buat Ninja 250.


Yang dimaksud lebih advanced derajat pengapian dibikin lebih maju dari standar pabrik. Namun pihak BRT memprogram advanced masih dalam posisi aman. “Artinya masih bisa dipakai untuk motor harian juga,” jelas Tomy yang berkacamata itu.


Pengapian lebih maju dimaksudkan supaya tenaga mesin lebih besar. “Kondisi ini cocok untuk mesin dengan bahan bakar oktan tinggi. Juga kompresi lebih tinggi dari standar,” bilang Tomy yang menggunakan cip dari Philips Belanda itu.


Kelebihan CDI racing BRT tidak hanya cocok untuk motor harian. Motor balap yang spek hig compression juga bisa pake. Apalagi BRT sudah mengeluarkan versi programmable yang diatur lewat remote.


Wajar jika CDI racing dijual dengan banderol mahal. Punya kelebihan dan programmable. “Yang dimaksud bisa diprogram itu tidak hanya timing atau derajat pengapian. Tapi limiter juga bisa diseting pada rpm berapa saja,” jelas Tomy yang menjual CDI dalam jumlah puluhan ribu tiap bulannya.


Menurut Tomy lagi dan lagi, CDI racing sekarang juga perlu limiter. Sesuai permintaan pasar dan mekanik sekarang. “Motor balap putarannya tidak terkendali. Jika dibiarkan lost tanpa batas, mesin kerap rontok.


TIS DI ATAS CDI


Setingkat di atas CDI yaitu TIS (Transistor Ignition System). Kerjanya memanfaatkan transistor yang lebih advanced dibanding capacitor. TIS lebih unggul karena bisa dibuat simpel dan tidak ada imbas listrik yang besar di dalam CDI. Sehingga lebih aman dan tahan lama.

TIS banyak dijumpai pada motor yang baru nongol. Seperti di Suzuki Thunder 125 dan Kawasaki Ninja 250. Yang baru membuat TIS racing yaitu produsen CDI XP untuk Thunder 125. Juga pihak BRT sudah membuatnya TIS IMAX untuk Thundie 125 dan Ninja 250.


TIS IMAX BRT berbeda dengan sistem TIS biasa. Karena TIS umumnya menggunakan sistem transistor biasa, sedang BRT menggunakan sistem transistor hybrid. Keuntungannya lebih kuat dan tahan panas.


Lebih penting lagi sistem hybrid dilengkapi proteksi overload, yang akan memproteksi diri. Bila terjadi korslet atau kelebihan beban. TIS system hybrid ini diterapkan di banyak mobil mewah Eropa seperti BMW.


Minggu, 19 September 2010

CLOSE Rasio Satria FU



Close rasio Suzuki Satria FU 150/ Suzuki Raider 150 untuk spek racing, Berfungsi sekali untuk meneruskan tenaga mesin ke roda belakang secara spontan dan Continue tiada hentinya. Material yang kuat dan ringan serta proses produksi yang presisi memberikan hasil yang optimal untuk pacuan Kuda besi temen-temen semua. Sebuah transmisi bertipe close rasio di desain untuk membuat sebuah mesin agar tetap berada di kecepatan oprasi mesin yang relatif sempit. Sementara, rasio lebar (standard) bekerja optimal untuk mesin yang beroprasi pada kecepatan tinggi dengan sedikit pindah-pindah gear. Transmisi close ratio hanya akan ada di motor balap, kenapa? Karena dengan torsi yang meningkat drastis, alangkah baiknya jika lontaran itu disalurkan menjadi secara efisien pada roda, sehingga motor terlempar bukan malah terangkat yg tentunya akan Justru sangat mengurangi best time nya,,

Sebagaimana tujuan mekanik balap membuat transmisi close ratio adalah, agar motor selalu berada pada gigi yang secara simultan berelasi terhadap RPM mesin saat meraih tenaga besar, lebih cepat keluar dari tikungan, mampu menjaga putaran mesin saat memasuki tikungan dengan rolling speed, atau untuk drag adalah untuk “menghabiskan” tenaga tepat sesuai panjang lintasan agar tidak terlalu banyak nafas yang mubadzir tidak digunakan. Jadi pasang close ratio berpahala dong, kan tujuannya biar gak mubadzir? hehehe… who knows?

Dengan kata lain, kerapatan dari rasio pada transmisi close didapat dari menekan kutub-kutub transmisi : Yaitu, meningkatkan rasio gigi rendah, dan merendahkan rasio gigi yang lebih tinggi.



Gear rasio ini FULL SET tersedia dalam perbandingan:

1st
14/ 31,32,33
17/ 36

2nd
16/ 28,29,30
17/ 28,29
18/ 28,29

3rd
19/24,25

4th
21/23,24,25

5th
22/21,22,23

6th
24/20,21,22
23/22



sebagai perbandingan, Rasio standar FU :

ukuran rasio standart FU :

1 >> 12-33

2 >> 14-25
3 >> 19-26
4 >> 21-23
5 >> 23-21
6 >> 25-20

Senin, 02 Agustus 2010

- Database spesifikasi motor standard

berdasarkan data volume silinder dan perbandingan kompresi maka kita dapat memperkirakan volume ruang bakar. Jika ada data yang lebih lengkap bisa menambahi sehingga lebih bermanfaat untuk semua saudara-saudara kita sesama pecinta korek mesin
No || Motor || Bore x Stroke || Volume Silinder || Rasio Kompresi
1. Kawasaki Blitz R 53 mm x 50.6mm 111 cc 9.3 : 1
2. Kawasaki Athlete 56 mm x 50.6mm 124.6 cc 9.8 : 1
3. Kawasaki Ninja 250 62 mm x 41.2mm 2x 124.5 cc 11.5 : 1
4. Kawasaki KLX 250 72 mm x 61,2mm 249cc 11 : 1
5. Yamaha Crypton 49 mm x 54mm 101.8 CC 9.0 : 1
6. Yamaha Mio 50.0 x 57.9 mm 113.7 cc 8.8 : 1
7. Yamaha Jupiter z 51.0 x 54.0 mm 110.3 cc 9.3 : 1
8. Yamaha Jupiter MX 54 x 58,7 mm 135 cc 10.9 : 1
9. Yamaha Vixion 57 x 58,7 (mm) 149.8cc 10.4 : 1
10.Yamaha Scorpio Z 70 x 58 mm 223cc 9.5 : 1
11. Yamaha RX King 58 x 50 mm 132cc 7.1 : 1
12. Yamaha RXZ 56 x 54 mm 133cc 7.0 : 1
13. Yamaha F1Z 52 x 52mm 110.4cc 7.1 : 1
14. Yamaha Alfa 50 x 52mm 102.1 cc 7.2 : 1
15. Honda GL 100 52 x 49.5mm 105.1 cc 9.2 : 1
16. Honda GL Max 56.5 x 49.5mm 124.1 cc 9.2 : 1
17. Honda GL Pro 61.0 x 49.5mm 144.7cc 9.2 : 1
18. Honda Supra 50.0 x 49.5mm 97.1 cc 8.8 : 1
19. Honda Tiger 63.5 x 62.2 mm 196.9cc 9.0 : 1
20. Honda Megapro 63,5 x 49,5 mm 156.7cc 9.0 : 1
21. Honda CS-1 58 x 47,2 mm 124.7 cc 10.7 : 1
22. Honda Supra PGM FI 52,4 x 57,9 mm 124.8cc 9.0 : 1
23. Honda Blade 50 x 55,6 mm 109.1 cc 9.0 : 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar